I.
I.
Tujuan: Untuk
mengetahui analisa kadar abu sulfat dalam melasse
II.
Dasar teori:
Untuk dapat mengetahui jumlah komponen dari masing-masing
jenis zat penyusun bukan gula dan untuk mengetahui seberapa jauh peranan bahan
ini dalam pabrik adalah amat sulit, maka kita cukup puas dengan mengetahui
kadar abunya.
Yang dinamakan abu dari sesuatu zat adalah sisa yang
tertinggal sesudah pembakaran dan pemijaran dengan menggunakan prosedur
tertentu. Dengan penambahan asam sulfat maka zat organik akan mudah mengalami
peruraian, apalagi dengan pemanasan yang ringan, zat akan mudah berubah menjadi
arang dan selanjutnya mudah terbakar. Komponen-komponen anorganik semuanya akan
berubah menjadi ikatan sulfat yang sukar meleleh dan hanya sedikit sekali
menguap. Sisa yang tertinggal pada analisa dengan penambahan sulfat disebut abu
sulfat.
III.
Alat dan Bahan:
·
Alat:
1.
Mangkuk porselin
2.
Mufle furnance
3.
Eksikator
4.
Timbangan analitik
5.
Gelas ukur
6.
Pipet tetes
7.
Tang krus
8.
Kaki tiga
9.
Bunsen
10. Stopwatch/jam
·
Bahan:
1.
Melasse
2.
H2SO4 pekat
3.
H2SO4
1:1
IV.
Cara kerja:
1.
Mencuci porselin
hingga bersih
2.
Memasukkan pada muffle
hingga suhu 550˚c selama 30 menit . Kemudian didinginkan selama 30 menit dalam
eksikator
3.
Menimbang bobot
kosongnya
4.
Menimbang melasse 5
gram pada mangkok porselin
5.
Menambahkan H2SO4
pekat didalam almari asam sebanyak 5 ml
6.
Memanaskan dengan
lampu spirtus sampai jadi arang dan asapnya hilang
7.
Abukan pada muffle
sampai terbentuk abu putih atau abu-abu selama 2 jam
8.
Menambahkan H2SO4
1;1 sampai basah
9.
Memanaskan dengan
lampu spirtus sampai hilang asapnya
10. Didinginkan pada eksikator selama 1 jam
11. Mengabukan pada muffle sampai diperoleh bobot konstan (o.ooo2
gr) selama 2 jam
V.
Hasil Pengamatan
1.
Berat kosong : 38.8006 (a)
2.
Setelah ditambah 5 gr
melasse : 43.8006 (b)
3.
Setelah dipijarkan : 39.3100 (c)
Perhitungan:
Kadar abu sulfat: (c-a)/(b-a) x 100%
=
(39.3100 – 38.8006)/(43.8006 – 38.8006) x 100%
= 10.25 %
VI.
Pembahasan
Dari percobaan diatas
dalam menentukan kadar abu sulfat harus teliti agar tidak terjadi kesalahan.
Kesalahan dapat diakibatkan karena factor manusia yang kurang teliti pada saat
menimbang dan menunggu perubahan melasse menjadi kadar abu sulfat. Dari hasil
perhitungan diperoleh kadar abu sulfat sebesar 10.25 %. Proses pengabuan
dilakukan dengan pemijaran dan pemanasan hingga warna abunya putih/kelabu.
VII.
Kesimpulan
Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa proses analisa kadar abu membutuhkan waktu yang lama
tujuannya adalah agar kadar abu tidak bercampur atau mengandung kadar air dan
senyawa-senyawa yang lainnya. Analisa kadar abu dikatakan selesai apabila
abunya berwarna putih dan beratnya konstan.
VIII.
Daftar Pustaka
Ir.Soejardi. 1973. Penetapan
Kadar Abu. Yogyakarta: Lembaga Pendidikan Perkebunan
mbak masih di lpp apa uda lulus?
BalasHapus